Minggu, 08 Januari 2012

Berawal dari Prestasi, Menghasilkan Sebuah Cinta ( PART 4 )

·         PART 4

Gak terasa, sekarang waktunya penentuan 10 besar nih. Di ambil 5 orang grup IPA dan 5 orang grup matematika. Tesnya ketat banget. Jarak duduk tiap anak itu sekitar 6 bangku kuliahan itu. Aku yakin banget kalau aku bakal masuk di grup IPA. Karena aku rasa aku mampu. Hasilnya langsung diumumin di tempat sekitar satu jam setelah pelaksanaan tes. Sambil menunggu pengumuman, aku duduk-duduk sama Dessy, Pita, Anis, Chika, dll. Kita becanda bareng
Anis    :   “Kemaren aku abis makan bebek. Sapa pengen?”
Aku     :   “Aku jugak loh..”
Chika   :   “A aaa.. aku sukak bebek loh. Jangan ngomongin bebek deh, aku jadi kepingin loh.. Ah kalian..”
Aku     :   “Enak loh Chik.. Rasa bebeknya itu gimanaaaa gitu..”
Anis    :   “Iya loh, enak pol. Ah jadi pengen lagi. Rasanya masi ada di lidah”
Chika   :   “Kok jahat siiih.. aku jadi pengen loh. Udah deh jangan ngomong itu lagi”
Semua pada menggoda si Chika. Waktu kita sudah tidak bercanda lagi, Dessy meninggalkan tempat duduk untuk membuang sampah. Waktu itu Anis berkata “Baunya apasih kalo ada Dessy kok kayak gak enak gitu? Minyak kayu putih ta?”. Dengan tidak sengaja Dessy mendengar suara Anis. Dia marah dan berkata, “Emang kenapa kalo aku bau minyak? Emang aku kebiasaan pakek minyak kayu putih”. Anis menjawab “Oh..”
Ya biasa, anak umur segitu mudah tersinggung ^^
Waktu itu aku bertanya ke Pita, “Pit, kamu yakin masuk?”. Dia jawab, “Yakin banget..”


Tidak terasa, sudah sejam kita menunggu pengumuman tiba. Waktu diumumin, aku deg deg an banget. Yang diumumin pertama itu grup IPA. Dan… aku pun gak disebut sampai nomer yang kelima. Waktu itu aku udah sedih banget dan gak ada harapan.
Dan sekarang waktunya diumumin yang grup matematika. Dan ternyata.. aku masuk di dalam grup matematika. Memang terkadang kenyataan tidak seperti apa yang kita harapkan, tapi Tuhan selalu memberikan yang terbaik buat kita. Chika dan Anis masuk grup IPA. Sebenernya Anis kepengen masuk grup matematika, tapi dia sama kayak aku, Tuhan berkata lain. Sedangkan aku dan Dessy sama-sama masuk grup matematika. Dan Pita, Tuhan belum mengijinkannya buat mengikuti lomba siswa prestasi ke babak yang lebih tinggi. Jelas dia sedih banget. Di sini, kita bisa mengambil hikmah bahwa ‘Optimis sih boleh, tapi jangan terlalu optimis. Karena jika kita terlalu optimis, itu bisa jadi boomerang bagi kita’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar